Al-Hisab
Oleh: Ustadz DR. Firanda Andirja. Lc, MA.
Hisab kalau kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia bisa berarti audit. Hanya saja dalam hal ini yang diperiksa adalah amalan seseorang untuk dikasifikasikan yang mana amal salih dan mana amal buruk (maksiat). Kata para ulama hisab terbagi menjadi dua yaitu, hisab yasir dan munaqasyah. Orang-orang beriman pada hari kiamat akan dihisab dengan hisaban yasir (hisab yang ringan). Maksudnya adalah seseorang akan dihisab oleh Allah secara rahasia, yaitu berdua dengan Allah dan tidak ditampakkan di hadapan orang lain. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar bahwa ada seseorang bertanya kepadanya dengan mengatakan,
كَيْفَ سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي النَّجْوَى؟ فَقَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ اللَّهَ يُدْنِي المُؤْمِنَ، فَيَضَعُ عَلَيْهِ كَنَفَهُ وَيَسْتُرُهُ، فَيَقُولُ: أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا، أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا؟ فَيَقُولُ: نَعَمْ أَيْ رَبِّ، حَتَّى إِذَا قَرَّرَهُ بِذُنُوبِهِ، وَرَأَى فِي نَفْسِهِ أَنَّهُ هَلَكَ، قَالَ: سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيَا، وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ اليَوْمَ} صحيح البخاري (3/ 128{(
“Bagaimana kamu mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata tentang An-Najwaa (pembicaraan rahasia antara Allah dengan hambaNya pada hari kiamat)?” Maka dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesunggunnya Allah pada hari kiamat akan akan mendekatkan orang beriman kepadaNya. Kemudian Allah meletakkan naunganNya di atasnya sehingga mentupinya, lalu Allah berfirman: “Apakah kamu mengenal dosamu yang begini? apakah kamu mengenal dosamu yang begini?” Orang beriman itu berkata: “Ya, wahai Tuhanku”. Hingga ketika sudah diakui dosa-dosanya dan dia melihat bahwa dirinya akan celaka, Allah berfirman: “Aku telah merahasiakannya bagimu di dunia dan Aku mengampuninya buatmu hari ini“. (HR. Bukhari 3/128 no. 2441)
Pada saat menghisab orang-orang beriman, Allah ﷻ tidak menghisab mereka dengan hisab yang panjang. Bahkan Allah tidak menampakkan dosanya-dosanya melainkan hanya sebagian saja. Hal ini dikarenakan agar seorang hamba tahu betapa Allah sangat menyayangi hamba-hambanya. Semoga Allah menganugerahkan kepada kita semua hisaban yasir.
Adapun jenis hisab yang kedua adalah munaqasyah. Hisab munaqasayah adalah perhitungan secara menyeluruh dan secara detail baik kecil maupun besar, dan membedakan antara kebaikan dan keburukan. Hisab munaqasyah akan diberikan oleh Allah ﷻ kepada orang-orang yang akan binasa. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ,
مَنْ حُوسِبَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، عُذِّبَ. فَقُلْتُ: أَلَيْسَ قَدْ قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: {فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا} [الانشقاق: 8]؟ فَقَالَ: لَيْسَ ذَاكِ الْحِسَابُ، إِنَّمَا ذَاكِ الْعَرْضُ، مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عُذِّبَ.} صحيح مسلم (4/ 2204{(
“Barangsiapa dihisab pada hari kiamat, ia disiksa.” Aku (‘Aisyah) berkata: Bukankah Allah ‘azza wajalla telah berfirman: “Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah.” (QS. Al-Insyiqaaq: 8) beliau menjawab: “Itu bukan hisab, itu hanya pemaparan. Barangsiapa dimunaqasyah (dihisab) saat penghisaban pada hari kiamat, ia disiksa.” (HR. Muslim 4/2204 no. 2876)
Orang yang diperiksa oleh Allah dengan hisab munaqasyah akan merasa tersiksa dengan pemeriksaan tersebut. Karena orang-orang yang dihisab munaqasyah akan dihisab didepan banyak orang, sehingga dia akan merasa malu dengan dosa-dosanya. Kemudian yang lebih menyiksa dirinya adalah dia akan dimasukkan ke dalam neraka.
Setelah proses hisab dilakukan, maka kemudian ada yang namanya penerimaan catatan amal. Maka pada saat itu berdatanganlah catatan amal seseorang selama di dunia. Orang-orang akan menerima catatan amalnya pada hari kiamat dengan tangan kanannya, dan ada pula orang yang menerima catatan amalnya dengan tangan kirinya. Orang-orang yang menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya, maka mereka adalah orang-orang yang berbahagia. Allah ﷻ berfirman,
فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ (19)
“Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: “Ambillah, bacalah kitabku (ini)“. (QS. Al-Haqqah : 19)
Orang-orang yang menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya akan berbangga pada hari kiamat dengan isi catatannya yang bergitu indah. Sehingga dia mengatakan kepada manusia untuk membaca isi catatan amalnya. Dan memang pantas bagi orang-orang seperti itu berbangga pada hari itu. Karena selama di dunia mereka yakin bahwa mereka akan bertemu dengan Allah, sehingga mereka mempersiapkan dirinya ketika di dunia. Sehingga mereka mengatakan,
إِنِّي ظَنَنْتُ أَنِّي مُلَاقٍ حِسَابِيَهْ (20)
“Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku.” (QS. Al-Haqqah : 20)
Maka Allah berfirman tentang mereka,
فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (21) فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ (22) قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ (23) كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ (24)
“Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi, buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu“. (QS. Al-Haqqah 21-24)
Adapun orang-orang yang menerima catatan amalnya dengan tangan kirinya, Allah ﷻ berfirman,
وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَالَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ (25) وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ (26) يَالَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ (27) مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ (28) هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ (29) خُذُوهُ فَغُلُّوهُ (30) ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ (31)
“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku daripadaku”. (Allah berfirman): “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Haqqah 25-31)
Dalam ayat yang lain Allah ﷻ mengatakan,
وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ (10) فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا (11) وَيَصْلَى سَعِيرًا (12) إِنَّهُ كَانَ فِي أَهْلِهِ مَسْرُورًا (13) إِنَّهُ ظَنَّ أَنْ لَنْ يَحُورَ (14)
“Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: “Celakalah aku”. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (QS. Al-Insyiqaq : 10-14)
Ada khilaf di kalangan para ulama tentang bagaimana cara orang-orang yang menerima catatan amalnya dari belakang. Intinya adalah dia akan menerima dengan tangan kirinya, kemudian dia akan mencela dan menyesali dirinya. Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang lupa bahwa hidupnya hanya sebentar, dia menyangka bahwa dia tidak akan kembali kepada Allah sehingga hidunya di dunia hanya bersenang-senang. Sungguh celakalah orang-orang yang menerima catatan amalnya dengan tangan kirinya.
Setelah mereka semua telah diberikan catatan amalnya, maka Allah akan berfirman kepada mereka,
اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا (14)
“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu“. (QS. Al-Isra’ : 14)
Maka pada hari itu semua catatan amal akan terbuka. Bahkan ketika orang-orang tidak ingin membuka catatan mereka, tetap akan terbuka catatan amal tersebut. maka jadilah orang kafir dan pelaku maksiat menjadi orang yang sangat menyesal pada hari itu. Allah ﷻ berfirman,
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَاوَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا (49)
“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya”, dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorangpun“. (QS. Al-Kahfi ” 49)
Wallahu a’lam.
Artikel ini serial penggalan dari Ebook – Perjalanan Setelah Kematian (DOWNLOAD PDF)